5 Masalah CCTV Yang Paling Sering Terjadi
Permasalahan kamera CCTV kerap menjadi kecemasan teknisi CCTV dan
juga vendor, yaitu ketika melihat hasil gambar dari kamera cctv di layar
monitor yang tidak sesuai dengan harapan. Hasil gambar CCTV
silau, goyang dan bergaris merupakan ciri khas dari
problematika kamera CCTV. Karena sulitnya, seringkali untuk mengatasi
masalah CCTV, dipakai cara coba-coba (trial and error). Penerapan teknik trial and error ini bukan tanpa alasan, mengingat sumber
gangguan tidak bisa diketahui dengan pasti. Kita hanya bisa melihat gejala yang
tampak pada hasil gambar, tanpa bisa memprediksi sebelumnya. Pada uraian kali
ini CCTV GARUDA SEMARANG ( Pusat Penjualan Kamera CCTV Murah ) mencoba
mengelompokkan jenis-jenis masalah kamera CCTV dengan harapan penanganannya bisa dilakukan dengan harapan
bisa membantu para teknisi dan vendor untuk memecahkan masalah-masalah CCTV.
5 Masalah CCTV yang
paling sering terjadi :
1. Gambar Silau (Whiting
out)
Hasil CCTV silau
umumnya terjadi saat kamera CCTV melihat benda
yang memantulkan cahaya. Contoh sederhana dalam masalah ini adalah sinar matahari atau lampu yang jatuh di atas
lantai maupun dinding berwarna putih. Demikian juga di paving block di halaman, atap
mobil box dan ruangan dengan lampu TL yang menyebar rata semisal factory
outlet, studio foto, ruang QC di pabrik dan lainnya. Pada kondisi seperti ini,
camera dengan F Stop rendah cenderung "gagal" dalam menangkal
cahaya kuat. Adakalanya saat camera ditundukkan ke bawah, gambar menjadi
normal, tetapi sayang objek yang ditangkap tidak sesuai dengan keinginan client.
2. Gambar Pudar (Faint)
Hasil CCTV pudar
ditandai dengan melemahnya warna di semua tepi dari objek yang ditangkap.
Penyebab utama biasanya dari kabel yang panjang atau kualitas kabel
yang jelek serta power supply yang
lemah (drop). Bisa juga dari sambungan connector yang
kurang baik (sekalipun hal ini jarang dituding sebagai penyebab utama).
3. Gambar Bergelombang
(Waving)
Hasil CCTV goyang
umumnya disebabkan oleh interferensi dari frekuensi rendah,
misalnya frekuensi listrik 220V/50Hz dari PLN atau genset. Bisa juga
disebabkan oleh faktor Ground Loop yang kerap terjadi pada
instalasi kabel coaxial yang panjang.
4. Gambar Bergaris
Hasil CCTV bergaris
disebabkan oleh gangguan frekuensi tinggi seperti lokasi yang berdekatan dengan
pemancar radio siaran, radio amatir dan CB (citizen band). Masing-masing
gangguan memiliki ciri khas. Jika gangguannya terus menerus, maka dipastikan
dari pemancar radio siaran, sedangkan apabila sesekali namun sering, maka
gangguan tersebut berasal dari komunikasi radio amatir atau CB.
5. Gambar Meteorit
Istilah meteorit adalah
istilah teknis CCTV. Gejalanya mirip seperti meteor atau komet yang
"menghiasi" layar monitor. Penyebabnya adalah induksi dari
motor-motor listrik seperti bor, generator, dinamo mesin dan semisalnya.
Setelah jenis gangguan cctv dikenali dengan cermat, maka kita dapat memulai troubleshooting kecil-kecilan. Seperti halnya pasukan yang
akan terjun ke medan perang, ada baiknya jika kita menyiapkan seperangkat
"senjata lengkap" berupa peralatan penunjang. Berikut ini
adalah list peralatan penunjang yang sangat membantu
dalam troubleshooting CCTV di lapangan.
1. Camera CCTV Standar atau Dome yang cukup baik sebagai referensi.
Usahakan camera cadangan ini memiliki salah satu feature berikut: TDN
(True Day&Night), DNF (Day&Night Function) atau SDNR (Super Dynamic
Noise Reduction).
2. Fixed lens dengan F
Stop 1.6 atau 2.0 (milimeter bebas).
3. Power supply 2A
(Switching).
4. Battery 12V/4AH
(lengkap dengan clip dan jack DC).
5. ST-BT01Q atau
sejenisnya.
6. Multimeter Digital.
7. Ground Loop Isolator GL001 (sebaiknya 2
buah).
Daftar di atas telah
mencukupi untuk satu kali troubleshooting. Sedangkan jika ingin lebih serius lagi, maka kita harus siapkan pula filter-filter tambahan
seperti : Video Transformer Filter, High Frequency Blocker dan EMI Filter. Oleh
karena kita belum mengetahui seberapa besar kekuatan musuh, maka makin lengkap
peralatan penunjang, tentunya lebih baik.
Baiklah kita mulai
dengan 2 contoh kasus yang sering ditemui saat ini, yaitu gambar bergaris
(kasus elevator camera) dan redup-terang.
1. Elevator Camera
Problem
Gejala (symptom): Saat lift diam gambar bagus,
tetapi saat lift bergerak gambar bergaris-garis.
Kemungkinan
Penyebab:
1. Induksi listrik
pada kabel coaxial yang berdekatan dengan kabel power lift.
2. Koneksi kabel
coaxial kurang baik.
3. Power supply lemah.
Alternatif Penanganan
1. Hubungkan output
camera (ujung kabel coaxial di ruang mesin lift) langsung ke monitor. Lihat
hasilnya. Jika bagus, maka masalahnya ada pada kabel ke monitor di control
room.
2. Supply dulu camera
dengan battery 12V/4AH, lalu amati gejalanya. Jika masalah hilang, maka
dipastikan sumber gangguannya adalah dari power adaptor (karena saat memakai
baterai, gambar bagus, bukan?).
3.
Selanjutnya: pisahkan sumber listrik untuk adaptor camera dengan power
untuk lift. Kalau perlu, gantilah adaptor camera dengan yang lebih baik (jenis
switching) atau pasanglah EMI filter pada jalur 220V yang
diperuntukkan bagi adaptor camera.
4. Jika point 2 di
atas masih bermasalah (gangguan belum hilang), cobalah tambahkan GL001 pada
output camera, lalu amati gejalanya. Boleh juga dicoba dengan memasang GL001 di
kedua ujung kabel : satu di output camera dan satu lagi di input monitor.
5. Bila perlu, untuk
sementara ganti camera dengan camera cadangan, lalu amati hasilnya. Jika
gangguan hilang, maka sumber masalah ada pada camera.
6. Selesaikan dulu
masalah di titik ini (di ruang mesin lift) sebelum mengatasi masalah di Control
Room (DVR).
7. Jika di ruang mesin
lift tidak ada gangguan, namun saat tiba di control room gangguan kembali
muncul, cobalah untuk tetap menggunakan dua buah GL001 yaitu: satu di output
camera dan satu lagi di input DVR (yang ada di control room).
8. Jika masalah tak
kunjung hilang juga, pertimbangkanlah untuk menggunakan teknik video balun.
2. Lighting Problem
Gejala (Symptom): saat lampu TL dinyalakan, gambar
redup-terang berulang kali (gambar berdenyut).
Kemungkinan Penyebab: cahaya lampu berada pada titik ambang (threshold)
electronic shutter lensa.
Alternatif Penanganan:
1. Pastikan power
supply bekerja baik (gunakan ST-BT01Q).
2. Jika ada, tempatkan
DIP switch FL (Flickerless) pada posisi ON pada standard / box camera .
3. Pilihlah lensa
dengan F Stop besar (misalnya 2.0).
4. Jika masih mungkin,
mainkan arah camera sampai gangguan hilang atau berkurang.
5. Ganti camera dengan
camera cadangan, amati hasilnya.
Kasus-kasus seperti
ini lebih banyak memerlukan trial and error yang cermat dan
ketenangan dalam analisa, sebab antara satu kasus dengan lainnya berbeda. Dalam
menangani kasus seperti ini, terkadang lebih diperlukan seni ketimbang sains.
Maka, kami mengatakan bahwa mengatasi masalah pada camera it's more art
than science.
Masalah yang
sering muncul dalam pemasangan CCTV Pabrik.
Pada instalasi camera
cctv di pabrik dan plant, 2 (dua) masalah serius yang sering dialami dalam
pemasangan cctv:
1. Interferensi Kamera
2. Hasil Gambar kamera
gelap di malam hari.
Mengatasi interferensi
telah berlalu pembahasannya yang pada intinya lebih memerlukan seni ketimbang sains. Point
penting dalam hal ini adalah mengenali penyebabnya dan melakukan "trial
and error" berdasarkan basic knowledge yang
"mumpuni". Inilah yang kami maksud dengan ungkapan more art
than science, artinya kita tidak perlu analisa dengan teori yang
rumit-rumit, sehingga menyebabkan over analisa (walau kadangkala
kamipun melakukannya tanpa sadar!). Untuk interferensi kami cukupkan
sementara sampai di sini.
Sekarang, bagaimana
mengatasi gambar gelap di malam hari? Wow, ini malah lebih artistik lagi!
Beberapa parameter yang tertera dalam spesifikasi camera ternyata bisa
"berjatuhan" di lapangan. Hal ini disebabkan survey lokasi kebanyakan
dilakukan pada siang hari, sehingga kita tidak mengetahui persis bagaimana
kondisi medan di malam hari. Pada beberapa tempat, perbedaan kondisi ini cukup
membuat heran para pemula. Rekaman DVR memperlihatkan adanya perbedaan yang
kontras antara hasil gambar di siang hari dan malam hari. Inilah yang menjadi
topik bahasan kami kali ini.
Sebelum menganalisa
lebih jauh, marilah kita uraikan kembali masalah ini. Intinya, untuk
aplikasi outdoorsemua camera CCTV tetap memerlukan cahaya yang
memadai pada malam hari, tak terkecuali infra red camera (IR Cam). Mengapa
demikian? Infra red camera tetap memiliki daya jangkau yang terbatas. Silakan
buktikan sendiri, kalau mau. Jadi, untuk lokasi outdoor yang gelap total, maka
jarak pandang IR camerapun terbatas pula. Hal ini disebabkan infra red yang
terserap oleh objek di sekitarnya (terutama pepohonan, rumput dan tanah). Dari
sinilah faktor desain kembali memegang peranan
(penting). Sampai seberapa perlukah kita memakai infra red camera? Ataukah
lampu di lokasi yang ditambah? Dua pertanyaan ini harus dimunculkan, agar
antisipasinya bisa dilakukan di awal penawaran, bukan setelah camera terpasang
Kembali pada persoalan
camera gelap di malam hari. Camera dengan feature Day&Night bisa
mengatasi hal ini ketimbang camera tanpa DNF (Day&Night Function),
sekalipun ia memiliki parameter lux yang rendah.
Beberapa vendor sering mengunggulkan parameter lux yang
rendah ini, padahal parameter ini "ibarat buah simalakama". Lux
rendah memang diperlukan pada malam hari, namun pada siang hari camera akan
silau. Untuk itulah parameter D&N kita libatkan, sebab camera jenis ini
memiliki rentang pengaturan cahaya yang sangat baik.
Setelah mendapatkan
camera D&N, maka selanjutnya kita lihat kembali parameter lain yang
terlibat. Ada lagi yang disebut TDN (True Day Night). Sekalipun
tidak pernah diuraikan secara rinci oleh pabrik, tampaknya untuk malam hari
camera ini lebih baik ketimbang hanya D&N saja. Parameter lainnya, yaitu
ICR dan DSS. ICR (IR Cut-off Removable) dipilih apabila kita menghendaki
penambahan lampu Infra Red yang terpisah untuk membantu penglihatan di malam
hari. DSS tidak bisa melakukan itu, karena ia tidak merespon cahaya lampu infra
red yang diarahkan ke dalam gelap.
Selanjutnya parameter
SDNR (Super Dynamic Noise Reduction). Parameter inipun turut andil dalam
memberikan citra di malam hari dalam hal kehalusan detail. Dengan parameter
ini, gambar akan terlihat halus, tidak kasar sebagaimana dialami oleh camera
yang "menderita" di malam hari.
Jadi kesimpulan kami,
untuk menangani camera gelap di malam hari setidaknya kita perlu
mempertimbangkan salah satu paramater berikut: D&N Function (DNF), True Day
Night (TDN) dan SDNR. Ilustrasi di bawah ini memperlihatkan, kendati cahaya
malam hari relatif kecil, namun camera tanpa IR pun bisa bekerja sempurna (at
least in our humble opinion!).
What's New on CCD TV
Lines?
Secara sederhana
parameter TV lines (TVL) dalam CCTV menyatakan jumlah garis telusur (scanning) yang dihasilkan oleh camera untuk membangun satu image utuh
pada monitor. Sekilas maknanya hampir mirip dengan pixel (singkatan dari picture element). Kendati dasar teorinya berbeda, tetapi baik
istilah TV lines ataupun pixel sama-sama menyatakan seberapa halus suatu gambar
bisa terbentuk. Umumnya dikatakan, makin besar parameter ini, maka hasil
gambarnya akan semakin halus. TV lines pada camera standard saat ini umumnya
380TVL. Setelah itu naik ke 480TVL, kemudian 530TVL dan 550TVL untuk kategori
camera yang high resolution. Camera standard 380TVL pada umumnya sudah
bagus, malah sering didapati warnanya lebih tajam ketimbang camera yang high resolution. Dari beberapa percobaan random, mayoritas staf teknik kami (tidak semua) lebih memilih warna
nge-jreng yang dihasilkan oleh camera standard
380TVL daripada warna yang natural dari camera High Resolution. Hal ini mungkin
disebabkan mata kita sudah biasa "tertipu" oleh penguatan warna.
Dalam banyak hal camera High
Resolution walau bagaimanapun memberikan citra warna lebih natural,
misalnya warna kulit manusia, daun dan pepohonan akan tampak lebih alami.
Camera jenis ini bisa pula digunakan untuk mengamati corak kain, warna-warni
kain, warna karpet dan untuk percobaan di Lab (misalnya untuk mengamati
perubahan kalor). Dari percobaan kami, camera high resolution masih
dapat memberikan gambar yang "terlihat" pada kondisi cahaya kecil
dibandingkan dengan camera standard 380TVL. Inilah salah satu kelebihannya.
Temuan fenomenal saat
ini -pada saat artikel ini dibuat- khususnya yang berkaitan dengan parameter TV
lines adalah camera dengan resolusi 600TVL.
Dikombinasikan dengan beberapa parameter lain seperti SBLC (Super Back Light
Compensation), TDN (True Day&Night), DNR (Dynamic Noise Reduction), maka
bisa dikatakan camera 600TVL ini unggul pada level cahaya rendah (low light)
dan tentu saja dalam hal kehalusan detail di siang hari.
Rule of Thumb
Sebagai penutup,
berikut CCTV GARUDA -CCTV SEMARANG MURAH sampaikan
sekali lagi beberapa hal pokok yang berkaitan dengan penanganan gangguan
camera. Semoga uraian ini bisa membuka wawasan kita.
1. Sumber Tegangan
Camera CCTV (Adaptor / Power Supply)
·
Periksalah tegangan
camera terhadap kemungkinan drop akibat panjangnya kabel power.
·
Periksalah drop
tegangan dengan tester ST-BT01Q.
·
Coba beri dulu power
camera dalam jarak dekat, lalu amati hasilnya.
·
Test
dengan battery 12VDC guna memastikan gangguan tersebut bukan berasal
dari adaptor.
·
Untuk camera DC,
pastikan adaptor memiliki tegangan minimal 12VDC / 1A.
·
Upayakan sumber
tegangan untuk adaptor camera tidak satu group dengan
beban-beban induktif lain, seperti: lift/elevator, mesin produksi,
pompa air, motor listrik, lampu TL, dispenser dan semisalnya.
·
Jika perlu,
gunakanlah EMI Filter pada listrik 220V.
2. Instalasi Kabel
CCTV
·
Coba ganti dulu camera
bermasalah dengan camera baru (camera cadangan), amati hasilnya. Jika gangguan
masih ada, maka kemungkinannya adalah dari panjang kabel atau drop power
supply, bukan dari cameranya.
·
Coba terapkan
teknik Ground Loop Isolator (GL001).
·
Untuk
kasus interferensi hindarilah dulu penggunaan Video Amplifier sampai
ditemukan akar masalahnya.
3. Faktor Luar
Kenali juga faktor
luar yang turut andil dalam menciptakan gangguan, misalnya:
·
Posisi camera yang
berdekatan dengan sumber interferensi. Coba jauhkan dulu posisi camera
bermasalah dengan cara memasang camera cadangan di lokasi lain, namun tetap
memakai kabel coaxial itu. Amati hasilnya.
·
Adanya kabel coaxial
(RG59 / RG 6 ) yang sejajar/paralel dengan lintasan kabel tegangan tinggi.
Adapun jika kabel coaxial saling berpotongan dengan kabel listrik,
maka kecil kemungkinannya untuk terjadi interferensi .
·
Adanya refleksi dari
objek silau atau licin seperti lantai, ventilasi udara (lubang angin), atap
mobil box, lampu infra red yang bersilangan antar camera satu dengan yang lain
dan semisalnya.
·
Adanya cahaya kuat
yang langsung menerpa camera (pelajari kembali soal F Stop).
·
Kondisi cahaya yang
lemah di malam hari (coba ganti dulu dengan Day&Night camera atau
pasang penerangan tambahan, sebelum memutuskan menggantikannya dengan IR
Camera).
Kamera CCTV Berembun?
Peristiwa embun
sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan keseharian kita. Contohnya: ketika
mengendarai mobil saat hujan dengan penumpang penuh dan ac mobil ngadat,
maka tak ayal embun akan menyelimuti seluruh kaca mobil. Demikian pula dengan
air es yang dituangkan dalam gelas, maka setelah beberapa lama bagian luar
gelas akan basah, bukan? Inilah yang dinamakan peristiwa pengembunan atau
kondensasi. Menurut definisinya, embun adalah peristiwa perubahan wujud uap
menjadi cair akibat adanya selisih suhu. Pada kasus mobil di atas, suhu di
dalam mobil lebih hangat ketimbang di luar, sehingga terjadilah embun di bagian
yang hangat, yaitu di dalam mobil. Sebaliknya, pada kasus air es di dalam
gelas, embun terjadi di luar gelas, karena di luar gelas suhunya lebih hangat.
Jadi, kesimpulannya embun terjadi pada bagian yang lebih hangat. Semakin besar
perbedaan suhunya, maka terjadilah tetesan-tetesan air.
Kembali pada kasus
camera, saat terjadi hujan, maka suhu di luar akan menjadi dingin, sementara
suhu di dalam camera lebih hangat akibat dari kerja rangkaian elektronik. Oleh
sebab itulah terjadi pengembunan (persis seperti pada kasus mobil di atas).
Sebenarnya ini peristiwa lumrah, namun cukup mengganggu. Setiap factory
memiliki cara masing-masing untuk mengantisipasi hal ini, misalnya dengan
memasang pipa kapiler, memperbaiki material, mengurangi disipasi daya agar
rangkaian tidak panas serta upaya lainnya. Akan tetapi adakalanya masalah ini
masih menggelayuti sebagian produk walaupun skalanya tidak besar. Nah, jika
mengalami masalah ini, cobalah untuk memasang silika gel di dalam camera.
Silika gel seperti ini banyak ditemui pada kemasan kapsul obat, dus sepatu
ataupun produk elektronik, dengan ciri khasnya yang berupa peringatan "Do
not eat". Jika bisa membeli, belilah silika gel yang baru, lalu pasanglah
di dalam camera dengan bantuan double tape. Silika gel tidak boleh
lama-lama terekspos ke udara bebas, karena kemampuannya menyerap uap air akan
berkurang. Ilustrasi pemasangannya bisa seperti gambar di bawah ini atau
disesuaikan dengan bentuk camera lainnya.
Tapi perlu diingat,
pada sebagian casing produk weatherproof camera di sana
tertulis "Do not open". Untuk camera jenis ini kita tidak disarankan
untuk membukanya -karena bisa merusak garansi- kecuali jika camera tersebut
memang sudah mengalami pengembunan dan kita bermaksud memasukkan silika gel ke
dalamnya.
MASALAH CAMERA CCTV
INFRA-RED
PENYEBAB MASALAH CCTV
Tanpa melihat jenis
cameranya -apakah jenis dome atau bullet secara umum penyebab gangguan pada camera infra-red CCTV GARUDA SEMARANG akan membagi ke dalam dua faktor,
yaitu: internal dan eksternal. Faktor internal adalah gangguan yang berasal dari dalam
cameranya sendiri, seperti:
1. Pantulan lampu / LED
infra red (sering terjadi).
2. Lingkaran hitam di
tengah-tengah (halo effect).
3. Pengembunan.
4. Lensa yang tidak
fokus.
5. Kualitas material
cover.
Adapun
faktor eksternal adalah gangguan yang berasal dari luar
camera (tepatnya: di lokasi pemasangan). Beberapa diantaranya adalah:
1. Adanya dua camera
IR dalam satu ruangan yang dipasang berhadapan.
2. Reflective object
(objek yang memantulkan cahaya).
3. Debu dan kotoran
-misalnya sarang laba-laba- yang menempel pada cover.
4. Sidik jari pada
cover.
Pantulan dari lampu
infra red
Persoalan inilah yang
boleh dikatakan paling sering terjadi. Penyebabnya bisa bermacam-macam, namun
sebagai pedoman (rule of thumb) dalam troubleshooting,
bisa dirinci sebagai berikut:
1. Hindari refleksi dari
dalam casing. Ketahuilah, bahwa semakin naik arah camera mendekati 90 derajat,
resiko pemantulan semakin tinggi, karena cover dome bagian dalam akan tampak
dan memantulkan infra red.
2. Hindari juga objek
yang memantul, seperti: lantai, dinding, langit-langit dan permukaan lain yang
berwarna putih. Selain menimbulkan efek silau di siang hari,
objek seperti inipun berpotensi memantulkan infra red di malam hari.
3. Jangan memasang
casing tambahan atau memasang camera di balik kaca.
4. Perbaiki posisi
semua karet penutup, baik di sekitar lampu led, maupun di sekeliling camera,
jangan sampai miring atau dudukannya tidak pas.
5. Kencangkan semua
sekrup cover camera (jika ada) jangan ada yang longgar.
Lingkaran di
tengah-tengah (halo effect)
Pernahkah anda melihat
hasil gambar camera infra red pada kondisi gelap seperti ini? Masalah ini bisa
saja terjadi, bahkan pada merk yang termasuk bagus sekalipun.
Gejala ini sering
disebut sebagai halo effect dan ini sangat lumrah terjadi di
beberapa tipe camera infra red. Penyebabnya adalah lampu / LED infra red yang
terlalu menyebar dan memantul melalui cover dalam intensitas kecil. Walaupun
kecil, tetapi dampaknya sangat menganggu. Sekali lagi, masalah ini bisa diatasi
dengan menerapkan salah satu dari rule of thumb di atas.
Pengembunan
Masalah ini kerap
terjadi, khususnya pada camera tipe outdoor, walau tidak menutup
kemungkinan terjadi pula pada tipe indoor yang dipasang
di outdoor.
Lensa yang tidak fokus
Ada seorang client mengganti lensa camera infra red
standar pabrik (6mm) dengan lensa 3.6mm dengan harapan bisa memperoleh
pandangan yang lebih lebar. Namun, apa yang terjadi? hasilnya malah terlihat
buram dan tidak fokus.
Kualitas material
cover (Housing Camera CCTV)
"Ada harga ada
barang", demikianlah pameo yang selama ini sulit dipatahkan.
Kualitas cover / housing cctv memang ikut andil dalam menciptakan pantulan.
Cover yang mudah buram dan tergores, boleh jadi merupakan biang keladi dari
semua itu. Berbeda dengan cover yang bening, kokoh dan halus, maka permasalahan
ini bisa diminimalisir. Oleh sebab itu beberapa pabrikan ada yang menyediakan
cover pengganti seandainya cover aslinya tergores atau materialnya kurang
bagus. Namun -sekali lagi- sebelum mem-vonis produk, cobalah tangani dulu
dengan rule of thumb di atas.
Adanya dua camera IR
indoor yang dipasang berhadapan
Jika dalam satu ruangan
terpasang dua camera IR, maka kebanyakan problem yang terjadi adalah sinar
infra red saling menggganggu satu sama lain. Ini ditandai dengan adanya
bayangan putih, sehingga gambar tampak buram. Penanganannya tetap mengacu
pada rule of thumb mengubah arah salah satu camera. Jika ini
tidak memungkinkan, bisa ditempuh dengan cara mematikan infra red di salah satu
camera, bahkan di kedua-duanya. Sebagai pengganti cahaya, kita bisa menambahkan
lampu downlight (bila mungkin) atau infra red
illuminator pada posisi yang tepat. Selama memungkinkan, bisa juga
dipertimbangkan dengan mengganti camera dengan tipe Day&Night (tanpa
IR).
Pengaruh debu, sarang
laba-laba, goresan dan sidik jari pada cover
Debu, kotoran atau
sarang laba-laba yang menempel pada cover oleh infra red akan diterjemahkan
sebagai objek yang memantul, sehingga mengganggu kualitas gambar.
Satu hal lain yang
sering luput adalah sidik jari. Saat menutup camera -khususnya yang berjenis
dome- adakalanya sidik jari kita menempel pada cover tepat di depan lensa. Hal
ini menyebabkan camera menjadi buram dan memantulkan infra red. Cover
transparan pada camera dome senantiasa dilindungi oleh lembaran plastik dan
baru dilepas saat cover sudah terpasang. Namun, saat membuka cover kita jarang
memperhatikan hal kecil ini. Akibatnya, cover dome penuh dengan bekas sidik
jari. Tidak heran jika ada pabrik yang melengkapi produknya dengan sarung
tangan putih berbahan halus. Jika ada, pakailah sarung tangan ini saat menutup
atau membuka cover, lalu bersihkanlah bekas-bekas sidik jari dengannya.
Labels: CCTV
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home